Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
Kekosongan
kekuasaan
Kekalahan
Jepang tanggal 14 Agustus 1945 ternyata secara sembunyi – sembunyi terdengar
juga ke pihak para pemuda pejuang seperti Sutan Syahrir,Adam Malik, Sukarni,
Chaerul Saleh . Hal inilah menambah motivasi golongan pemuda untuk bergerak dan
mendesak golongan tua segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Kekosongan
kekuasaan ( vacuum of Power ) : suatu keadaan dimana tidak ada pemerintahan
yang berkuasa.
Jepang telah
kalah pada PD II tidak memiliki kekuasaan lagi memerintah negara – negara
jajahan, sedang Sekutu sebagai pemenangnya belum juga sampai ke Indonesia untuk
menerima kekuasaan dari Jepang.Keadaan inilah yang telah berhasil dipergunakan
sebaik – baiknya
oleh bangsa Indonesia
tentunya tidak lepas dari Rahmat Allah SWT.
Kegiatan para
pemuda pejuang di Jakarta
Masa
pendudukan, Jepang membentuk berbagai macam organisasi pemuda dengan tujuan
untuk memperoleh dukungan dalam memenangkan Perang Asia Timur Raya.
Kelompok radikal ( non kooperatif ) :
- Kelompok Menteng (gerakan angkatan baru ) : kelompok ini merupakan pecahan dari AMI dengan tokoh antara lain Sukarni, Chaerul Saleh, Wikana, Supeno dll.
- Kelompok pelajar dan mahasiswa : kelompok ini dipiimpin oleh Johan Nur dengan berpusat di Jl. Prapatan 10 dan Jl. Cikini 17
- Kelompok Syahrir ( gerakan bawah tanah ): kelompok ini dipimpin oleh Syahrir
- Kelompok Angkatan Laut / Kaigun : kelompok ini dipimpin oleh Mr. Achmad Subardjo dan Sudiro yang berpusat di Jl. Bungur Besar
Kelompok
inilah mendatangi Bung Karno dan menyampaikan berita bahwa Jepang telah kalah
perang melawan sekutu artinya Jepang tidak memiliki kekuasaan lagi di Indonesia.
Dalam kesempatan itu pula para pemuda mendesak Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan karena Jepang telah menyerah kepada
sekutu
Namun Bung
Karno menolak tuntutan dari para pemuda bahkan Bung Karno mempersilahkan para
pemuda untuk memproklamasikan kemerdekaan sendiri tanpa beliau. Hal ini membawa
kekecewaan dari para pemuda sehingga mereka mencari jalan kembali agar Bung
Karno mau secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Jika perlu para pemuda
akan mengambil alih kekuasaan Jepang secara paksa melalui pertempuran.
Perbedaan
pendapat antara golongan tua dan golongan muda tentang pelaksanaan proklamasi
Golongan
Muda : kemerdekaan Indonesia
merupakan hak dan masalah rakyat Indonesia yang tidak bergantung
bangsa lain termasuk bangsa Jepang.
Golongan
Tua : kemerdekaan Indonesia
harus dilaksanakan melalui revolusi yang terorganisasi yaitu melalui sidang
PPKI.
Drs. Moh Hatta
dan Mr. Ahmad Subardjo mengingatkan permasalahan yang lebih besar adalah
kedatangan sekutu yang dicurigai akan mengembalikan kekuasaan Belanda di
Indonesia.
Peristiwa
Rengasdengklok
Adanya perbedaan
tentang bagaimana cara memproklamasikan kemerdekaan dari Jepang mendorong para
pemuda untuk membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok pada subuh
tanggal 16 Agustus 1945.
Tujuan :
1. agar kedua tokoh ini jauh dari pengaruh pemerintah pendudukan
Jepang.
2. untuk menjamin keselamatan kedua tokoh jika terjadi peralihan
kekuasaan di Jakarta
Alasan di
pilihnya Rengasdengklok : daerah ini berada jauh dari jalan raya utama Jakarta – Cirebon
dan pasukan PETA akan mudah mengawasi bila ada pihak Jepang akan datang ke
Rengasdengklok.
Arti penting
Peristiwa Rengasdengklok bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia sangat besar sekali
karena merupakan bukti walaupun ada perbedaan diantara dua golongan tetapi
mereka tetap saling menghormati dan berusaha untuk mencari jalan penyelesaian
yang baik. Sikap inilah yang patut dikedepankan pada masa dewasa ini.
Catatan :
rencana PPKI pada tanggal tersebut akan mengadakan sidang membahas tentang
kemungkinan pemberian kemerdekaan oleh Jepang.
•
Tokoh – tokoh yang terlibat :
1. Bung Karno 6.
Sudancho Singgih
2. Bung Hatta 7. Sudancho Subeno
3. Ahmad Subardjo 8. Jusuf Kunto
4. Sudancho Subeno 9. Wikana
5. Sukarni 10.
Sayuti Melik
Perumusan
naskah proklamasi kemerdekaan
Tokoh :
1. Bung Karno ( pemegang pena )
2. Bung Hatta ( penyumbang kalimat ke - 2
)
3. Ahmad Subardjo ( penyumbang kalimat
ke- 1 )
Tempat : Rumah Laksamana Tadashi Maeda Jl. Imam Bonjol No. 1
Waktu : Malam menjelang tanggal 17 Agustus 1945
sampai subuh hari
Inilah naskah
proklamasi yang outentik ( naskah yang ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal–hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain– lain diselenggarakan dengan seksama dan
dalam tempo yang sesingkat– singkatnya.
Djakarta,
hari 17 boelan 8 tahoen ‘05
Atas
Nama bangsa Indonesia
Soekarno
– Hatta
Pelaksanaan
pembacaan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Tempat : Rumah
Bung Karno Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta
Waktu :
Jum’at, 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB
Tokoh dan
peranan :
- Bung Karno dan Bung Hatta : sebagai pembaca teks proklamasi
- Mr. Wilopo ( atas perintah Suwiryo wawali Jakarta ) mempersiapkan peralatan.
- S. Suhud menyiapkan tiang bendera
- Latief Hendraningrat : pengibar bendera
- Ny. Fatmawati Soekarno : penjahit bendera
Penyebarluasan
Berita Proklamasi
Tindakan
selanjutnya setelah proklamasi dibacakan maka serentak para pejuang berusaha
untuk menyebarkan teks proklamasi kemerdekaan tersebut ke berbagai penjuru
dunia. Penyebarluasan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan melalui
berbagai jalan dan cara antara lain :
1. Media elektronik : Radio Domei
2. Media cetak/surat kabar :
a. Tjahaja : Bandung
b. Soeara Asia = Surabaya
3. Para
tokoh yang kembali ke daerahnya masing – masing
Karena kondisi
dan situasi pada saat itu terutama masalah transportasi sehingga berita
proklamasi tidak dapat diterima secara bersamaan diberbagai daerah di Indonesia.
Berita
Proklamasi diberitakan dalam Lembaran Negara N0. 2 Bulan Pebruari 1946
Makna
Proklamasi Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia
Makna
proklamasi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia adalah
- Penyataan untuk merdeka bebas dari belenggu penjajah
- Titik puncak ( titik kulminasi ) perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan
- Sebagai jembatan emas untuk menuju masyarakat yang baru sesuai dengan cita – cita dan tujuan nasional
- Berlakunya hukum nasional dan tidak berlakunya hukum kolonial
Bentuk –
bentuk dukungan terhadap proklamasi di berbagai daerah
- Rapat raksasa di Lapangan Ikada ( 19 Agustus 1945 )
Arti penting :
* Menunjukkan
kewibawaan pemerintah terhadap rakyatnya
* Menunjukkan
besarnya tekad bangsa Indonesia
mempertahankan kemerdekaan
b. Pernyataan Sri Sultan HB IX ( 1 Sept 45)
Inti : bahwa negeri Ngayogjakarto Hadiningrat yang bersifat kerajaan
adalah Daerah Istimewa dari Negara
RI
Beberapa
tindakan heroik di berbagai daerah
- Insiden Bendera Yamato di Surabaya
Pada tanggal
19 September 1945 di kota Surabay terjadi
Insiden penurunan bendera Belanda dan di ganti dengan bendera Indonesia. Latar belakang peristiwa
ini para pemuda Surabaya merasa terhina atas
pengibaran bendera Belanda pada saat mereka memperingati proklamasi kemerdekaan,
sehingga secara spontan para pemuda berebut untuk menurunkan dan menyobek
bendera Merah-Putih-Biru dan menaikkan bendera Indonesia.
- Pengambilalihan kekuasaan dan senjata Jepang di Yogjakarta
Di Yogjakarta
para pemuda Yogjakarta segera melucuti persenjataan Jepang mereka mengganggap
bahwa tentara Jepang yang telah kalah tidak berhak lagi untuk membawa senjata.
- Pertempuran Lima Hari di Semarang
Peristiwa ini
di latar belakangi adanya isu bahwa sumber air di Jatingaleh telah diracun oleh
pihak Jepang, ketika dr. Karyadi akan menyelidiki beliau ditembak oleh tentara
Jepang. Para pemuda Semarang
tidak menerima dan melakukan peryerbuan ke pos – pos tentara Jepang.
Pertempuran ini berlangsung selama 5 hari.
- Pengambilalihan kekuasaan di Sulawesi Selatan
Pada tanggal
28 Oktober 1945 para pemuda yang berasal dari mantan anggota Kaigun, Heiho dan
pelajar SMP bergerak mengambil alih sarana penting antara lain studio radio,
tangsi militer dan pos polisi. Tujuannya jelas yaitu mendukung dan membela
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
- Di Kalimantan, Bali dan Sumbawa, Biak , Sumatera Selatan dll.
0 komentar:
Posting Komentar